Pencemaran laut merupakan masalah yang semakin meresahkan di Indonesia. Berbagai aktivitas manusia seperti pembuangan limbah industri, sampah plastik, dan minyak mentah telah merusak ekosistem laut dan mengancam keberlangsungan hidup berbagai spesies laut. Untuk mengatasi masalah ini, peran pemantauan perairan menjadi sangat penting.
Menurut Dr. Ir. R. Djalaluddin, M.Sc., Direktur Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan, “Pemantauan perairan sangat diperlukan untuk mengetahui sebaran dan tingkat pencemaran laut di Indonesia. Dengan data yang akurat, kita dapat mengambil langkah-langkah konkret untuk menanggulangi masalah ini.”
Pemantauan perairan dilakukan melalui berbagai metode seperti pengamatan visual, pengambilan contoh air, dan analisis data menggunakan teknologi canggih. Hal ini memungkinkan para ahli lingkungan untuk memahami pola pencemaran laut dan mengidentifikasi sumber pencemarannya.
Menurut Prof. Dr. Ir. Bambang Yulianto, M.Sc., seorang pakar lingkungan dari Universitas Indonesia, “Peran pemantauan perairan sangat penting dalam upaya melindungi ekosistem laut dan menjaga keberlanjutan sumber daya laut. Tanpa pemantauan yang baik, kita tidak akan bisa mengambil tindakan preventif yang efektif.”
Di Indonesia, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memiliki jaringan stasiun pemantauan perairan yang tersebar di berbagai wilayah. Data yang dikumpulkan dari pemantauan ini menjadi dasar untuk menyusun kebijakan pengelolaan lingkungan laut yang lebih baik.
Dengan peran pemantauan perairan yang kuat dan efektif, diharapkan Indonesia dapat mengurangi tingkat pencemaran laut dan melindungi keberagaman hayati di perairan kita. Seluruh pihak, baik pemerintah, industri, maupun masyarakat, perlu bekerja sama untuk menjaga kelestarian lingkungan laut demi generasi mendatang.